Detak hati.

Detak- detak hati kita,
Teorinya kedengaran sama,
Lun dub pada satu masa,
Namun percaya pada ku,
Detak itu menggerakkan usaha yang berbeda.

Detak- detak hati kita,
Pada teorinya kedengaran sama,
Aliran darah dikira- kira pada laluan yang serupa,
Tidak berubah tidak berbeza,
Namun aku hairan, 
Mengapa detak yang sama tidak menjadikan perlakuan kita searah,
Dia sedih, aku marah,
Padahal kadar waktu berlaku serentak.

Detak- detak hati kita,
Teorinya kedengaran sama,
Namun percaya pada ku,
Walau jauh dihujung sana,
Berbumbungkan langit yang satu,
Nautika jarak beribu batu,
Hembusan bayu mendayu- dayu, 
Menyatakan detak engkau mulai berterabur,
Di kaki dunia, engkau terjatuh.

Detak- detak hati kita,
Teorinya kedengaran sama,
Namun kutahu ianya tidak serupa,
Pada detak yang sama,
Seperti sang irama, 
Melantunkan harapan yang jauh disana,
Melangit tinggi dari ceruk sukma dia,
Aku suka,
Untuk tahu bintang kita apa.

Detak- detak hati kita,
Teorinya kedengaran sama,
Namun Tuhan itu saksama,
Pada mehnah Dia hadiahkan,
Pasrah kau rasakan,
Aku mampu suakan satu,
Bingkisan nasihat diselaput haru,
Untuk kau sedar bahwa Dia lagi tahu,
Susah payah engkau mampu,
Kerna tidak, detak itu pasti bercelaru.

Detak- detak hati kita,
Pada teori kedengaran sama,
Aku yakin ia sama,
Kerna yang mencipta ia,
Al Khaliq yang bijaksana. 

Detak- detak hati kita,
Izinkan aku untuk beri rasa detak ini,
Pada engkau yang memerlukan,
Dan engkau yang mahu memberi,
Makna dan harapan,
Sepanjang jalan tua ini,
Hingga ke pintu surga di sana nanti.

Inginku genggam erat tanganmu,
Melihatkan engkau disisku,
Tersenyum megah wajahmu tiada haru,
Kaki melangkah tiada ragu,
Menuju bertemu Tuhan di sebalik pintu,
Dan detak- detak hati kita akan bersatu,
Selama- lamanya.

Atas karpet bilik,
1:18am,
Insyirah.

Comments

Popular posts from this blog

Mitsaqon Gholizho

It has been quite some time

Dear Sumaiyah #1